Pencarian
Bahasa Indonesia
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • Bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • Čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • Русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • Polski
  • Italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • Lainnya
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • Bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • Čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • Русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • Polski
  • Italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • Lainnya
Judul
Naskah
Berikutnya
 

Kekuatan Doa untuk yang Telah Tiada, Bagian 1 dari 2

Details
Unduh Docx
Baca Lebih Lajut
Pernahkah Anda bertanya-tanya apa yang terjadi setelah jiwa meninggalkan tubuh? Apakah ia melakukan perjalanan menuju alam lain? Atau apakah ia masih bertahan di dunia ini, tidak mampu pergi? Dalam agama Buddha, seperti juga dalam banyak budaya, dunia spiritual – yang sering disebut akhirat – tidak selalu merupakan tempat yang gelap atau menakutkan. Sebaliknya, ia dapat dipahami sebagai alam kesadaran spiritual lainnya, di mana jiwa-jiwa yang belum mencapai pembebasan tetap terikat oleh keterikatan dan keinginan yang belum terselesaikan dari kehidupan duniawi mereka.

Seorang penganut Buddha yang taat berbagi kesaksian yang luar biasa: ia telah mengambil bagian dalam banyak upacara doa yang diadakan di pemakaman tua untuk membantu jiwa-jiwa pengembara tersebut temukan kedamaian & transendensi.

Saya punya seorang kenalan yang sering saya panggil guru saya – bukan pendeta, bukan dukun, dan bukan pula seorang pemburu hantu. Dia hanyalah seseorang yang telah menjalani banyak pengalaman, seseorang yang telah kehilangan banyak orang terkasih, dan seseorang yang telah menghabiskan waktu puluhan tahun mempelajari alam tak kasat mata – bukan karena takhayul, tetapi melalui pengamatan dan perenungan yang cermat. Suatu hari, saya pergi menemui guru saya dan bertanya, “Apakah Anda percaya hantu?” Dia tersenyum dan berkata, “Saya tidak perlu percaya atau tidak percaya, cukup amati dan pahami.” Saya bertanya lagi, “Lalu bagaimana kita bisa tahu kalau dunia lain itu benar-benar ada?” Dia berhenti sejenak dan menjawab, “Jika Anda benar-benar ingin tahu, Anda harus pergi dan mengalaminya sendiri. Jangan bergantung pada apa yang orang lain katakan padamu. Jangan biarkan gambar dari film membimbing Anda. Biarkan mata dan hatimu sendiri menemukan jawabannya.”

Penganut agama Buddha yang taat itu masih menyimpan keraguan dalam hatinya: mungkinkah benar- benar ada dunia lain, yang tidak dapat dilihat, didengar, atau disentuh melalui kelima indra kita? Mengapa beberapa jiwa tetap berada di sini, di dunia material ini, bahkan ketika waktu mereka di antara orang hidup telah lama berlalu?

Roh-roh ini tidak dapat pergi, bukan karena mereka ingin menghantui atau membahayakan seseorang. Mereka tidak tahu harus pergi ke mana. Ada yang terbebani oleh penyesalan. Yang lain menyimpan dendam yang tidak bisa mereka lupakan. Ada yg larut dlm kesedihan karena berpisah dgn orang yang dicintainya. Dan beberapa di antaranya dilupakan begitu saja. Jadi mereka tetap tinggal, mengembara di dunia tak kasat mata, mencari sesuatu yang bahkan mereka sendiri tidak sepenuhnya mengerti.

Di antara jiwa² yg mengembara ini tersimpan kisah yang tak terhitung banyaknya – kisah tentang kerinduan, kesedihan, dan penantian yg sunyi. Setiap roh membawa alasannya sendiri untuk tetap tinggal. Mari kita dengarkan salah satu cerita tersebut.

Guru saya pernah bercerita kpd saya bahwa selama upacara peringatan, ia bertemu dengan arwah seorang wanita yang telah meninggal dunia bertahun-tahun yang lalu. Dia tidak marah, tidak mendendam, dan tidak menyakiti siapa pun. Dia tidak punya seorang pun yang mengingatnya. Dia pernah berkeluarga, tetapi suaminya mati muda, anak-anaknya berangsur meninggalkan kampung halaman mereka, dan tak seorang pun nyalakan dupa lagi untuknya, bahkan tak seorang pun menyebut namanya. Maka dia tetap diam, tidak meminta apa pun, hanya menantikan sesuatu. Ketika guru saya melakukan upacara itu, dia menangis. Tidak dgn air mata spt orang hidup, tapi dia bisa rasakan kesedihannya. Untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun, dia merasa seseorang masih mengingatnya. Setelah upacara, dia akhirnya melanjutkan perjalanan.

Bukanlah kebetulan jika para Guru tercerahkan di masa lampau wariskan ajaran suci dan doa-doa bagi mereka yang telah meninggal. Doa tidak hanya mendatangkan kedamaian bagi yang masih hidup, tetapi juga memberikan cahaya lembut pada jiwa orang-orang yang telah meninggal. Setiap doa membawa energi cinta, penghiburan, dan kenangan, membantu roh-roh yang mengembara merasa bahwa mereka tidak dilupakan, dan membimbing mereka untuk melepaskan kesedihan dan menemukan kedamaian dalam transendensi.

Kisah lain tentang upacara doa utk orang yg telah meninggal dibagikan oleh seorang biksu Buddha. Kelompok biarawannya telah berangkat dengan kaul tulus untuk mengunjungi pemakaman veteran & menyampaikan doa syukur kepada para pahlawan yang telah gugur yang telah lama mengorbankan nyawa mereka demi bangsa.

Rombongan umat memasuki area pemakaman perang, tempat peristirahatan terakhir dari ribuan jiwa yang telah gugur demi negara mereka. Mereka membawa dupa, lilin, bunga krisan putih, dan doa yang diangkat dari lubuk hati mereka. Yang memimpin mereka adalah seorang biksu tua, bersikap tenang, namun matanya memancarkan cahaya batin. Kemudian ia berbicara dgn suara yg dalam dan hangat: “Hari ini, kita datang ke sini bukan hanya utk menyalakan dupa guna mengenang, tetapi juga untuk ungkapkan rasa terima kasih kita kepada mereka yg telah gugur. Meskipun Anda telah meninggalkan dunia fana, roh Anda masih hadir. Hari ini, kami mengundang Anda untuk kembali ke sini, mendengarkan sutra Buddha, dan menerima pahala yang kami persembahkan untuk Anda.”

Saat suara lonceng suci bergema di udara dan para pendeta memulai nyanyian khidmat mereka, suasana pun berubah. Semua orang dalam majelis monastik merasakannya, seolah-olah ada tanggapan lembut yang kembali dari sisi lain.

“Kita tidak membutuhkan uang kertas atau barang-barang yang mudah terbakar. Kami hanya berharap semoga masih ada yang mengingat kami, semoga masih ada yang mendoakan kami, semoga masih ada yang membaca sutra dan memberikan pahala untuk kami, sehingga kami dapat melanjutkan perjalanan dan tidak lagi terjebak di alam ini.

Sesungguhnya, apa yg benar-benar dibutuhkan oleh jiwa-jiwa yg telah meninggal adalah kenangan dan rasa syukur, yg diungkapkan melalui doa yang tulus demi kedamaian mereka. Terkadang kita berasumsi bahwa setelah kematian, jiwa segera berpindah ke kelahiran kembali atau bertransisi ke alam lain sesuai dengan hukum alam semesta. Namun selalu ada jiwa yang tertinggal, tertahan oleh niat yang belum tuntas dalam hidup mereka, atau semata-mata karena tak seorang pun membantu bimbing mereka untuk meneruskan perjalanan spiritualnya sendiri.

Seseorang dengan lembut bertanya kepada biksu tua itu, suaranya bergetar karena emosi, “Guru, apakah itu berarti mereka masih di sini? Setelah bertahun-tahun, mereka belum juga bisa pergi?” Biksu tua itu mengangguk pelan. “Mereka tidak bisa pergi karena masih ada hal-hal yang belum selesai: keinginan yang belum terpenuhi, janji yang belum ditepati, hati yang belum bisa merelakan.”

Beberapa jiwa, setelah meninggal, dikenang oleh keluarga mereka, yg persembahkan doa dan dedikasikan jasa demi kedamaian mereka. Tapi ada yg benar-benar terlupakan – spt para pahlawan yang gugur ini. Apa yg dpt kita lakukan utk mereka? Bagaimana kita dapat bantu mereka temukan kedamaian saat perjalanan mereka masih belum selesai?

Salah satu dari kelompok itu gemetar ketika berbicara, “Guru, apa yang bisa kita lakukan untuk bantu mereka melanjutkan hidup?” Biksu tua itu menatap ke depan dlm diam, lalu berbicara perlahan: “Kita tidak bisa memaksa mereka pergi, karena mereka belum siap pergi. Namun kita dapat membantu mereka menemukan kedamaian melalui rasa syukur, doa-doa kita, dan pembacaan sutra. Kita tidak bisa memerintahkan mereka untuk melepaskannya. Kita dapat bantu mereka memahami bahwa meskipun mereka pindah, kita tak akan pernah lupakan mereka.”

Dalam ajaran banyak Guru yang tercerahkan, doa bukan sekadar persembahan tulus kepada Sang Ilahi. Itu adalah aliran energi cinta, yang mengalir melampaui batas antara dunia fisik dan alam spiritual. Maha Guru Ching Hai (vegan) pernah dengan murah hati berbagi pesan tentang kekuatan doa:

Berdoalah untuk saudara atau sahabatmu, atau orang tua, atau kakek-nenek, siapa pun yang Anda kasihi, Anda berdoa untuk mereka. Itu yang terbaik. Itu yang terbaik bagi mereka. Dan jika Anda melihatnya muncul di rumah Anda kadang-kadang, Anda juga harus menggunakan cinta dan penjelasan yang jelas. Katakan pada mereka bahwa mereka sudah pergi dari dunia fisik ini, dan tidak baik bagi mereka untuk terus berkeliaran sebagai hantu, karena mereka tidak dapat berbicara dengan siapa pun. […]

Mereka dpt bicara ke Anda seharian, tetapi Anda tidak dengar apa pun. Beberapa orang bisa, tetapi jarang. Itu sangat buruk bagi mereka. Mereka merasa sedih, kesepian, dan frustrasi, dan merasa seolah-olah Anda tidak peduli terhadap mereka. Jadi yang terbaik adalah berdoa sesuai agama Anda sendiri atau kpd Orang Suci yang Anda percayai. Atau berdoa kepada Tuhan. Berdoa kepada Tuhan Yesus. Berdoalah kepada para Buddha, Buddha favorit Anda, Buddha pilihan, atau banyak Buddha. Terserah Anda – tergantung pada apa yang ingin Anda lakukan. Berdoalah agar mereka terbebas. Itu yang terbaik. Itu yang terbaik. Anda dapat mengunjungi makam mereka kadang-kadang jika Anda memiliki makam mereka. Atau jika Anda membakar abunya dan menyebarkannya di taman atau di hutan, atau menguburnya di dalam tanah, tetapi doakanlah mereka. Janganlah kamu jadikan mereka melekat pada Anda setelah mereka meninggalkan dunia ini, karena surga lebih baik bagi mereka. Banyak dunia yang lebih baik dari dunia ini.

Rasa terima kasih kami yang sebesar-besarnya kepada Guru yang Paling Welas Asih karena telah berbagi ajaran ini dan membimbing kami dlm praktik doa sepenuh hati. Masing-masing kisah ini membuka jendela baru ke dunia spiritual, mengingatkan kita akan kekuatan kasih sayang yang mendalam. Bila kita sungguh² mendoakan orang yang telah tiada, energi doa kita tidak saja menyalurkan pahala utk membantu mereka memperoleh kedamaian dan pembebasan, tetapi juga menyebarkan cahaya kasih sayang dan mendatangkan ketenangan bagi yang mendoakan.
Tonton Lebih Banyak
Daftar Putar (1/100)
1
Sains dan Spiritualitas
2025-12-10
700 Tampilan
3
Sains dan Spiritualitas
2025-11-26
1111 Tampilan
4
Sains dan Spiritualitas
2025-11-19
1432 Tampilan
5
Sains dan Spiritualitas
2025-11-12
1660 Tampilan
6
Sains dan Spiritualitas
2025-11-05
1079 Tampilan
7
Sains dan Spiritualitas
2025-10-29
932 Tampilan
8
Sains dan Spiritualitas
2025-10-22
1104 Tampilan
9
Sains dan Spiritualitas
2025-10-15
1525 Tampilan
11
Sains dan Spiritualitas
2025-10-01
1021 Tampilan
12
Sains dan Spiritualitas
2025-09-24
1329 Tampilan
13
Sains dan Spiritualitas
2025-09-17
1439 Tampilan
14
Sains dan Spiritualitas
2025-09-10
1068 Tampilan
15
Sains dan Spiritualitas
2025-09-03
1767 Tampilan
16
Sains dan Spiritualitas
2025-08-27
1506 Tampilan
17
Sains dan Spiritualitas
2025-08-20
1191 Tampilan
18
Sains dan Spiritualitas
2025-08-13
1360 Tampilan
19
Sains dan Spiritualitas
2025-08-06
1456 Tampilan
20
Sains dan Spiritualitas
2025-08-02
1287 Tampilan
21
Sains dan Spiritualitas
2025-07-30
1870 Tampilan
22
Sains dan Spiritualitas
2025-07-23
2062 Tampilan
23
Sains dan Spiritualitas
2025-07-16
2461 Tampilan
24
Sains dan Spiritualitas
2025-07-09
2084 Tampilan
25
Sains dan Spiritualitas
2025-07-02
1612 Tampilan
26
Sains dan Spiritualitas
2025-06-28
2368 Tampilan
27
Sains dan Spiritualitas
2025-06-25
1716 Tampilan
28
Sains dan Spiritualitas
2025-06-21
4283 Tampilan
29
Sains dan Spiritualitas
2025-06-18
2440 Tampilan
30
Sains dan Spiritualitas
2025-06-11
2659 Tampilan
31
Sains dan Spiritualitas
2025-06-04
3457 Tampilan
32
Sains dan Spiritualitas
2025-05-21
1836 Tampilan
33
Sains dan Spiritualitas
2025-05-14
2151 Tampilan
34
Sains dan Spiritualitas
2025-05-07
2389 Tampilan
35
Sains dan Spiritualitas
2025-04-30
2142 Tampilan
36
Sains dan Spiritualitas
2025-04-23
2412 Tampilan
38
Sains dan Spiritualitas
2025-03-26
1708 Tampilan
39
Sains dan Spiritualitas
2025-03-19
2052 Tampilan
40
Sains dan Spiritualitas
2025-03-12
2005 Tampilan
41
Sains dan Spiritualitas
2025-03-05
2296 Tampilan
42
Sains dan Spiritualitas
2025-02-28
3135 Tampilan
43
Sains dan Spiritualitas
2025-02-19
2119 Tampilan
44
Sains dan Spiritualitas
2025-02-12
1872 Tampilan
45
Sains dan Spiritualitas
2025-02-05
2413 Tampilan
46
Sains dan Spiritualitas
2025-01-29
2359 Tampilan
47
Sains dan Spiritualitas
2025-01-22
2568 Tampilan
48
Sains dan Spiritualitas
2025-01-15
2113 Tampilan
49
Sains dan Spiritualitas
2025-01-08
2649 Tampilan
50
Sains dan Spiritualitas
2025-01-01
2292 Tampilan
51
21:16

Ilmu Kepingan Salju

2113 Tampilan
Sains dan Spiritualitas
2024-12-25
2113 Tampilan
52
Sains dan Spiritualitas
2024-12-18
2915 Tampilan
53
Sains dan Spiritualitas
2024-12-11
2377 Tampilan
54
Sains dan Spiritualitas
2024-12-09
2027 Tampilan
55
Sains dan Spiritualitas
2024-12-06
3223 Tampilan
56
Sains dan Spiritualitas
2024-12-04
3071 Tampilan
57
Sains dan Spiritualitas
2024-11-29
5974 Tampilan
58
Sains dan Spiritualitas
2024-11-27
2289 Tampilan
59
Sains dan Spiritualitas
2024-11-18
3116 Tampilan
60
Sains dan Spiritualitas
2024-11-17
2083 Tampilan
61
Sains dan Spiritualitas
2024-11-13
2438 Tampilan
62
Sains dan Spiritualitas
2024-11-10
2618 Tampilan
65
Sains dan Spiritualitas
2024-10-28
3314 Tampilan
66
Sains dan Spiritualitas
2024-10-23
2291 Tampilan
68
Sains dan Spiritualitas
2024-10-18
2650 Tampilan
69
Sains dan Spiritualitas
2024-10-16
3485 Tampilan
70
Sains dan Spiritualitas
2024-10-11
3640 Tampilan
71
Sains dan Spiritualitas
2024-10-09
2517 Tampilan
72
22:02
Sains dan Spiritualitas
2024-09-25
2932 Tampilan
73
Sains dan Spiritualitas
2024-09-18
1999 Tampilan
74
Sains dan Spiritualitas
2024-09-11
2496 Tampilan
75
Sains dan Spiritualitas
2024-08-28
2768 Tampilan
76
Sains dan Spiritualitas
2024-08-21
3774 Tampilan
77
Sains dan Spiritualitas
2024-08-14
3047 Tampilan
78
Sains dan Spiritualitas
2024-07-31
3286 Tampilan
79
Sains dan Spiritualitas
2024-07-24
3729 Tampilan
80
Sains dan Spiritualitas
2024-07-17
3056 Tampilan
81
Sains dan Spiritualitas
2024-07-10
3551 Tampilan
82
Sains dan Spiritualitas
2024-06-26
4072 Tampilan
83
Sains dan Spiritualitas
2024-06-19
3405 Tampilan
84
Sains dan Spiritualitas
2024-06-12
3441 Tampilan
85
Sains dan Spiritualitas
2024-05-29
3715 Tampilan
86
Sains dan Spiritualitas
2024-05-22
4891 Tampilan
87
Sains dan Spiritualitas
2024-05-15
3276 Tampilan
88
Sains dan Spiritualitas
2024-05-01
3090 Tampilan
89
Sains dan Spiritualitas
2024-04-24
3780 Tampilan
90
Sains dan Spiritualitas
2024-04-17
3211 Tampilan
91
Sains dan Spiritualitas
2024-04-10
3379 Tampilan
92
Sains dan Spiritualitas
2024-03-27
4366 Tampilan
93
Sains dan Spiritualitas
2024-03-20
4139 Tampilan
94
Sains dan Spiritualitas
2024-03-13
5811 Tampilan
97
Sains dan Spiritualitas
2024-02-16
4158 Tampilan
98
Sains dan Spiritualitas
2024-01-31
3615 Tampilan
99
Sains dan Spiritualitas
2024-01-24
4013 Tampilan
100
Sains dan Spiritualitas
2024-01-17
4423 Tampilan
Tonton Lebih Banyak
Video Terbaru
Berita Patut Disimak
2025-12-14
1 Tampilan
Serial Multi-Bagian Prediksi Kuno tentang Planet Kita
2025-12-14
1 Tampilan
Antara Guru dan Murid
2025-12-14
1 Tampilan
Lagu, Komposisi, Puisi dan Pertunjukan Maha Guru Ching Hai (vegan)
2025-12-13
564 Tampilan
Antara Guru dan Murid
2025-12-13
854 Tampilan
43:07
Berita Patut Disimak
2025-12-12
322 Tampilan
Bagikan
Bagikan ke
Lampirkan
Mulai pada
Unduh
Mobile
Mobile
iPhone
Android
Tonton di peramban seluler
GO
GO
Prompt
OK
Aplikasi
Pindai kode QR, atau pilih sistem telepon yang tepat untuk mengunduh
iPhone
Android